Jakarta, 30 Oktober 2024 – Universitas Budi Luhur mengadakan acara Interfaith Dialogue yang bertajuk “Mengkontruksi Nilai Universal Menuju Moderasi Agama”.
Rektor Universitas Budi Luhur Prof. Dr. Agus Setyo Budi M.Sc mengatakan, tujuan acara ini untuk mempererat tali silahturahmi antar umat beragama dan memberikan ruang bagi orang-orang dari berbagai Agama serta membangun suatu hubungan yang harmonis antar umat beragama.
“Di tengah-tengah merosotnya nilai-nilai etika dan moral di masyarakat, semoga dengan dialog ini adik-adik yang hadir di sini, nanti akan mendengar secara langsung bagaimana mereka berdialog dan mendiskusikan. Tentunya hasil dari diskusi ini, kalau tidak diimplementasikan di kehidupan sehari-hari tidak akan ada manfaatnya, fakta di lapangan bahwa adanya konflik gesekan di sana-sini yang notabennya ada perbedaan pendapat sedikit saja akan menimbulkan huru-hara di mana saja. Itu tidak lain karena kita tidak saling memahami perbedaan berpendapat, tentunya kalau adik-adik ingin tahu mengenai bagaimana kita harus bersikap untuk menyikapi beda pendapat antara satu sama lain,” ujar Prof Agus.
Ketua Dewan Pengawas Pendidikan Budi Luhur Cakti One Krisnata mengatakan ada tiga poin penting Indonesia bisa menyatukan semua perbedaan.
“Pertama, Di zaman Wangsa Sanjaya abad ke-7 memberikan izin mendirikan Candi Prambanan di sinilah titik memahami perbedaan. Kedua, Bhinneka Tunggal Ika salah satu pilar kebangsaan kita dan mengakui perbedaan. Ketiga, Sumpah Pemuda yang mana berkumpulnya pemuda untuk komitmen yang sama satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa,” paparnya.
Acara ini menghadirkan Keynote Speaker, Sekretaris KWI Romo Agustinus Wibowo Heri, Ketua Lembaga Kepanditaan PP MBI Henry Gunawan Chandra, Instruktur Moderasi Beragama dan Martin Lukito Sinaga. Selain itu, narasumber seminar yaitu, Guru Besar FAH UIN Prof. Dr. Oman Fathurahman, Sekretaris Bidang Pendidikan dan SDM Ketut Budiawan, Direktur Lafadz Nusantara Iskandar Deni, Dosen Universitas Boyolali Wahyuning Chumaeson dan Ketua Pendidikan Matakin Ws. Gunadi Prabuki.
Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasiona (Himahi) yang diketuai Brigita Tomigalung mengaharapkan acara ini menambah wawasan para Mahasiswa ataupun para pendengar pada acara hari ini, serta dapat mempererat rasa Toleransi antar umat beragama terutama di lingkungan Universitas Budi Luhur.
“Setiap generasi muda membangun Indoensia memiliki peran penting yang saat ini memiliki bonus demografi untuk menanamkan pola pikir tentang menghadapi keragaman bangsa, kita dapat menyebarkan pikiran moderasi beragama dan komitmen bersama,” kata Brigita.
Selanjutnya pada Kamis 31 Oktober 2024, para peserta dari siswa SMA/SMK, delegasi negara & mahasiswa UBL mengunjungi berbagai lokasi ibadah dari berbagai agama atau kepercayaan untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengenal lebih dalam tentang praktik, tradisi, dan nilai-nilai dari komunitas keagamaan, berinteraksi dengan pemuka agama dan anggota komunitas setempat, meningkatkan pemahaman dan toleransi antar agama, dan juga untuk memperkaya wawasan budaya dan spiritual peserta. Lokasi kunjungan jelajah tempat suci yaitu, Gereja Katedral Jakarta, Masjid Istiqlal Jakarta dan Pura Agung Wira Satya Bhuana