Jakarta, 5 Januari 2024 – Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki visi mencetak generasi emas yang cerdas dan memiliki keluhuran budi, Universitas Budi Luhur (UBL) bertekad mempercepat langkah menuju Budi Luhur Emas 2029.

Berbagai strategi ditempuh, salah satunya melakukan penyegaran di jajaran pimpinan universitas dengan melantik Prof. Dr. Agus Setyo Budi M.Sc sebagai Rektor UBL masa bakti 2024-2028 melanjutkan kerja rektor sebelumnya Dr. Ir Wendi Usino, M.Sc, MM yang kini mengemban tugas baru sebagai Rektor Institut Sains dan Bisnis Atma Luhur, Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Pelantikan dilakukan langsung oleh Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti, Kasih Hanggoro MBA di Grha Mahardika Universitas Budi Luhur Jakarta pada Jumat (5/01/2024).

Selain melantik Rektor, Kasih Hanggoro juga melantik puluhan pejabat lainnya, baik di tingkat universitas maupun fakultas dan lembaga. Hadir ikut menyaksikan antara lain Ketua LLDIKTI Wilayah 3, Prof. Toni Toharudin, S.Si, M.Sc, Rektor Universitas Nasional, Rektor Universitas Taruma Negara, Rektor Universitas BSI, Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) dan lainnya.

Dalam sambutannya, Kasih Hanggoro menyampaikan kebanggaannya bahwa UBL hingga kini terus bertumbuh menjadi salah satu lembaga pendidikan tinggi yang memiliki fondasi sangat kuat dan kokoh sehingga mampu melewati masa-masa sulit terutama dua tahun pandemi Covid-19.

“Kita semua telah berjuang bersama, melewati masa sulit hingga kita bisa selamat sampai saat ini. Dengan kepemimpinan baru saya ingin UBL makin gemilang,” ujar Kasih.

Menurutnya, visi misi yang diemban UBL sebagaimana yang diinginkan oleh para pendiri yayasan yakni melahirkan manusia cerdas yang memiliki keluhuran budi bukanlah persoalan mudah. Karena saat ini banyak lembaga pendidikan yang mampu melahirkan orang-orang cerdas, namun lupa dengan nilai-nilai keluhuran budi.

“Nah Universitas Budi Luhur harus tetap pada komitmennya yakni membentuk warga negara yang selalu mengedepankan kecerdasan dilandasi budi pekerti yang luhur,” tegas Kasih.

Ia juga mengingatkan bahwa salah satu sebagai institusi pendidikan, UBL memiliki tugas bagaimana membantu pemerintah dalam menuntaskan angka kemiskinan dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Untuk mengambil peran besar dalam tugas tersebut tentu UBL membutuhkan SDM unggul dan berkualitas.

“Saya berharap Prof Agus memimpin program kerja UBL untuk menyiapkan SDM yang hebat baik dosen maupun mahasiswa guna mencapai Budi Luhur Emas 2029,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Rektor UBL Prof Agus mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi oleh perguruan tinggi ke depan tidaklah mudah. Karena itu UBL tidak mungkin bekerja sendiri, harus ada kolaborasi dengan perguruan tinggi lainnya.

“Itu sebab hari ini saya menghadirkan beberapa rektor dari perguruan tinggi lain guna memulai langkah kita bersama yakni berkolaborasi, saling asah, asih dan asuh sehingga UBL dan juga perguruan tinggi lainnya bisa maju bersama,” kata Rektor.

Ia juga berjanji membawa ’lari’ UBL untuk mengejar ketertinggalan dari universitas lainnya, terutama dalam menerapkan Tridarma Perguruan Tinggi. “Kita akan push penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Kita benahi SDM, kita dorong dosen untuk terus update dengan ilmu kekinian,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua LLDIKTI wilayah 3, Prof Toni Toharudin mengingatkan bahwa pelantikan sejatinya bukan sekadar formalitas simbolik, namun memiliki makna penting yang harus dipahami. Yakni integritas, tanggung jawab, komitmen dan kerja keras untuk mengemban sebuah amanah sebaik mungkin. Pelantikan juga harus dimaknai sebagai permulaan untuk mengabdi baik secara de facto maupun de jure.

“Apalagi kita tahu bersama bahwa tantangan yang dihadapi perguruan tinggi ke depan cukup berat. Bukan hanya pengembangan akademik tetapi juga tantangan mempertahankan citra dan reputasi institusi perguruan tinggi,” jelasnya

UBL lanjutnya merupakan perguruan tinggi yang memiliki ciri khas pendidikan budi pekerti. Universitas ini memiliki pusat studi kebudiluhuran (PSBL) untuk membekali lulusan agar tidak hanya kompeten dalam bidang akademik saja tetapi juga memiliki budi yang luhur. “Era globalisasi nilai-nilai keluhuran budi banyak yang tergerus dan peran pimpinan perguruan tinggi untuk menumbuhkan keluhuran budi seluruh sivitas akademika memegang peranan yang sangat sentral,” ujarnya.

Dengan kepemimpinan yang mengedepankan kolaboratif, Prof Toni yakin bahwa ke depan UBL akan mampu menghadapi segala tantangan yang ada. Pada akhirnya UBL akan mampu menjadi teladan dan sumber inspirasi bagi institusi pendidikan tinggi lainnya. “Saya berharap Universitas Budi Luhur terus menjadi kampus pelopor yang melahirkan lulusan-lulusan yang cerdas akademis dan memiliki karakter yang luhur,” tutup Prof Toni.

Profil Prof. Agus Setyo Budi

Prof Agus menyelesaikan pendidikan S1 di IKIP Jakarta (sekarang UNJ) program studi Fisika tahun 1987. Lalu melanjutkan pendidikan di USM Malaysia dengan prodi Fisika Semikonduktor dan menyelesaikan program doktoral di UTM Malaysia dengan Prodi Fisika Material.

Rektor Universitas Budi Luhur Prof Agus Setyo Budi
Pria kelahiran Medan 26 April 1963 tersebut sebelumnya pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Binawan Jakarta, anggota BAN PAUD & PNF, dan Ketua LLDIKTI Wilayah 3.

Beberapa penghargaan pernah diraih Prof Agus, antara lain Satya Lencana Karya Sapta 30 Tahun dari Presiden RI (2019), dan penghargaan An Exhibition On Science & Technology 2003 : 7th – 9th August, Putra WTC – Kualalumpur (Bronze Medal: Exhibitor) dari Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia.

Selain aktif menulis buku, Prof Agus juga sosok akademisi yang sangat produktif dalam melahirkan karya-karya ilmiah dan melakukan riset. Puluhan tulisannya telah dipublikasikan dalam jurnal dan prosiding dalam lima tahun terakhir ini. Ia juga aktif sebagai narasumber seminar ilmiah dalam berbagai kesempatan.